Cerpen ; Suatu Keajaiban

Ana adalah seorang murid SMP yang berasal dari keluarga miskin. Ayah Ana Cuma seorang pengangguran.Dan ibunya setiap harinya hanya mengurus anak-anaknya. Ia mempunyai 1 adik bernama Adi dan ia mempunyai 1 orang kakak bernama Sarah.Adiknya seorang murid, dia masih kelas 1 SD.. Dan kakaknya sudah bekerja diluar negeri, tetapi tidak ada salah satu seorangpun dari keluarganya yang mengetahui ia bekerja sebagai apa. Ia Cuma mengetahui bahwa Sarah bekerja di luar negeri saja.Sudah 11 tahun, Sarah tidak mengirim kabar dan tidak pula ia mengirim surat untuk keluarganya.
Setiap harinya, kedua orangtuanya selalu resah dan selalu memikirkan Sarah. Bagaimana tidak? Bayangkan saja siapa sih orang tua yang rela anaknya sampai kenapa-napa.Karena sudah sekian lamanya Sarah tidak mengirim kabar.Tapi kedua orang tuanya tidak mengeluh terhadap apa yang telah terjadi dengan keluarganya. Dia hanya pasrah dan tawakal kepada Allah. Setiap sesudah sholat, dia selalu mendoakan Sarah agar tidak terjadi apa-apa dengannya.
Ayah dan Ibu Ana juga resah memikirkan Ana yang sudah menduduki kelas 1 SMP dan adiknya yang masih kelas 1 SD. Dia bingung memikirkan bagaimana cara agar dia mendapatkan uang dengan cara yang halal karena setiap bulan ia harus SPP anak-anaknya Dia tidak mau anaknya putus sekolah cuma gara-gara uang. Dia terus berusaha dengan cara yang halal agar kedua anaknya tetap sekolah.
Ana adalah anak yang rajin beribadah. Setiap sehabis sholat, dia selalu berdoa agar orang tuanya diberi rizki oleh Allah dan agar diberi kesehatan dan keselamatan terhadap kakaknya, Sarah. Ana juga seorang anak yang rajin belajar. Di SD nya, dia selalu mendapatkan juara pertama di kelasnya. Saking pintarnya Ana, Kepala Sekolah yang ada di SD nya Ana memberi beasiswa kepada Ana, sehinggga kedua orang tua Ana tidak perlu membayar uang bulanan Ana. Sekarang,Ana sudah kelas 1 SMP, sehingga tidak ada lagi yang memberi beasiswa kepada Ana.
Setiap pagi, Ana selalu berangkat sekolah dengan adiknya. Tidak lupa sebelum berangakat ke sekolah, Ana selalu minta izin kepada kedua orang tuanya. Sekolah adiknya Ana kebetulan dekat dengan sekolah Ana. Dan sekolahannya pun tidak jauh dari rumah Ana.Jadi, Ana dan adiknya berangkat ke sekolah dengan berjalan kaki.
Kira-kira 15 menit, Ana sudah sampai di sekolahan.Kebetulan, itu adalah hari pertama Ana masuk sekolah SMP.Di kelas, masing-masing murid baru di suruh memperkenalkan diri agar siswa lainnya bisa kenal. Seperti pepatah mengatakan ”Tak kenal maka tak sayang”. Yang pertama maju ke depan adalah Susi, teman baru di SMP Ana. Kemudian ia langsung memperkenalkan dirinya dengan siswa lain. Susi ini adalah anak dari pengusaha besar. Tentunya dia kaya, dong!!!.Sesudah perkenalan dari Susi, selanjutnya giliran Ana. Ana memperkenalkan jati dirinya kepada siswa lainnya. Ana juga memperkenalkan bahwa dia adalah seorang anak pengguran.Tiba-tiba spontan, tertawalah seluruh teman yang ada di kelasnya.Terutama Susi, Susi langsung mengatakan ”Mana mungkin seorang pengangguran bisa menyekolahkan anaknya. Paling tidak ada sebulan, langsung putus sekolah”katanya mengejek Ana. Ana cuma bisa diam.Lalu ibu guru memberhentikan tertawa anak-anak. Dan beliau mengetakan bahwa teman-teman tidak boleh mengejek Ana, karena Ana juga sama seperti kita.Seharusnya kita kasihan kepada Ana karena dia menjadi seorang anak tak punya, kita harus membantunya. Kita tidak boleh membeda-bedakan teman kita.
Bel pun telah dibunyikan, tandanya anak-anak sudah.boleh pulang. Kemudian, Ana pulang dengan jalan kaki sendiri. Tiba-tiba di tengah jalan, Crooot!!! Air kotor yang ada di tengah jalan memercik baju Ana. Ternyata setelah Ana lihat itu adalah mobilnya Susi.Mobil itu berhenti sejenak. ”Sukurin kamu anak orang miskin,emang enak aku percikin, kata Susi. Lalu mobil itu langsung pergi begitu saja. Ana cuma bisa diam saja. Dia terus jalan menuju ke rumah. Sesampainya di rumah, Ayah dan Ibu Ana tidak ada. Ana langsung meletakkan tasnya ke kamar tidurnya, kemudian dia langsung pergi ke kamar mandi untuk memcuci bajunya yang kotor.Sesudah mencuci bajunya yang kotor, Ana lalu belajar.
Tiba-tiba tok...tok...tok... Ayah dan ibu Ana pulang ke rumah. Lalu Ana membukakan pintu ”Dari mana ayah,Ibu” kata Ana. Ayah dan Ibu habis baru saja mencari pekerjaan agar kamu an adikmu bisa sekolah” kata Ibu. Mendengar perkaaan itu, Ana langsung kasihan mendengar ibunya bicara. Pikirnya dalam hati ”Sungguh kasihan orang tuaku berjuang dari pagi sampai sore cuma gara-gara agar aku dan adikku bisa sekolah. Betapa besar perjuanganmu ibu dan ayahku”. Bu....yah kalian pasti belum makan dari tadi siang. Makanya aku buatkan makanan dan dua cangkir kopi untukmu. Walaupun hanya itu, mudah-mudahan bisa menghilangkan rasa lapar dan rasa capek ayah dan Ibu, katanya. ”Makasih anakku engkau memang anakku yang baik”kata ayah dan ibu Ana. Ana tersenyum.
”Bagaimana Ana, hari pertamamu masuk ke sekolah SMP, tentunya senang bukan”ujar Ayah dan Ibu Ana. Senang Bu...yah semua teman menyukai aku” kata Ana. Pikirnya Ana dalam hati, Maafkan Aku ayah, ibu aku terpaksa berbohong,jika aku menceritakan keadaan yang sebenarnya, pasti ayah dan Ibu akan kecewa. Aku tidak mau melihat ayah dan Ibu bersedih.
Kemudian Ana lalu melanjutkan belajarnya. Sesudah belajar, Ana langsung sholat Isya’.Tidak lupa setelah sholat Ana berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esakemudian tidur.
Besok paginya Ana berangkat sekolah seperti biasanya.Sesampaiya di sekolah, Ana mengikuti pelajaran sekolah. Ana diberi Ilmu oleh Bapak Ibu Guru di kelas.Waktu itu adalah pelajaran Bahasa Indonesia. Bapak Guru memberikan soal kepada murid-murid yang dituliskan di papan tulis.”Siapa yang bisa mengerjakan soal ini mohon maju ke depan”kata Pak Guru. ”Saya Pak”kata Ana. ”Iya Ana silahkan maju ke depan”kata Pak Guru. Lalu Ana maju ke depan untuk mengerjakan sol-soal tersebut. ”Terima kasih Ana, jawabanmu betul”kata Pak Guru. Sama-sama Pak, kata Ana. Buuuukkk!! Ana terjatuh di lantai. Ha...ha....ha. emang enak kamu Ana aku jegal. Lalu teman yang lain menjawab ”Dasar orang miskin, gak pernah berjalan di lantai sebagus itu ya....!!! Susi lalu menjawab ”Maklumlah orang miskin,”. ”Sudah-sudah kalian hentikan pertengkaran ini..., sebenarnya kita itu harus menyayanginya, bukan membencinya,kasihan Ana”. ”Kamu tidak apa-apa, Na?” tanya Pak Guru. ”Tidak Pak” jawab Ana.
Teng....teng...teng...bunyi bel telah dibunyikan. Kemudian anak-anak mempersiapkan pulang dengan dipimpin oleh Pak Guru. O...ya anak-anak besok akan ada ulangan dari saya. Kalian harus sudah siap. Jangan lupa belajar. Kalian juga harus membayar uang ujian, uang SPP sekaligus kita menyumbang uang kepada Panti Asuhan jadi semuanya Rp.650.000,00. Kalau kalian tidak membayar uang itu,kalian tidak boleh mengikuti ujian besok. Iya, Pak? Jawab anak-anak
Kemudian anak-anak pulang ke rumahnya masing-masing.Ditengah jalan Ana merasa kehausan. Lalu dia membeli es. Baru Ana akan memakan es, tiba-tiba ada seorang nenek yang mengatakan ”Dik, tolong aku. Aku lapar dan haus sekali”kata nenek tua itu. Ana merasa kasihan, kemudian Ana langsung memberikan esnya kepada nenek tua tadi. ”Ini nek”jawab Ana. Baru Ana akan memberika es itu kepada nenek tua tadi, tiba-tiba plukkkk..... esnya terjatuh karena sengaja ditampar oleh Susi. ”Upsss Maaf!!! gak sengaja”kata Susi. Susi langsung pergi begitu saja. Tetapi sebelum pergi Susi berkata ”Kasihan deh kamu Ana, pasti besok ayah dan ibumu tidak bisa membayar uang sebanyak Rp.650.000,00 karena ayah dan ibumu orang miskin, mana mungkin bisa membayar uang sebanyak itu” kata Susi. ”Sudah Susi jangan menghina orang tua saya, kamu boleh menghina aku tapi jangan orang tuaku”kata Ana. Eh....eh...eh siapa kamu orang tua saya apa, beraninya kamu melarang aku ya, Plaaaaakkkkk Susi dengan beraninya menampar Ana. ”Aduh sakit”kata Ana. ”Rasain kamu makanya jangan sekali-sekali kamu melarang aku ya,dasar orang miskin”kata Susi. Susi langsung pergi begitu saja.
”Ayo nek, saya antar ke rumah saya. Nenek lapar kan!!!”kata Ana. ”Iya nak, ayo kita pergi ke rumahmu. Nenek sudah lapar sekali dari dua hari belum makan”
Sesudah sampai di rumahnya Ana, Ana mempersilahkan nenek tua itu masuk ke dalam rumahnya. ”Nek aku mau kebelakang dulu ya, mau ambil makanan” kata Ana. ”Iya nak”jawab nenek itu. Ana langsung pergi ke belakang. ”Siapa nenek itu Na” kata Ibunya Ana. ”Oh itu seorang nenek yang tadi minta es kepada saya dan tidak segaja es itu jatuh gara-gara ditampar oleh teman saya, kasihan dia bu, dia belum makan dan minum sejak dua hari”kataAna”.Hah...kasihan sekali dia, cepat kamu ambilkan makanan dan minuman untuknya” kata ibunya Ana. ”Iya bu” jawab Ana. Segera Ana memberikan makanan kepada nenek tua itu. ”Ini nek makanan dan minumannyanya, maaf ya nek makanannya cuma kaya begini, semoga ini bisa membuat nenek tidak lapar dan tidak haus lagi” kta Ana. ”Terima kasih Nak”jawab nenek tua itu. Lalu nenek itu memakan dan meminumnya. ”Sudah nak, makasih atas pemberiannya”. Sekarang nenek harus melanjutkan perjalanan nenek untuk melanjutkan kehidupan” kata nenek tua itu. ”Sudahlah nek, lebih baik nenek tinggal di sini saja”kata Ana. ”Engkau sungguh baik nak” kata nenek itu. ”Atas jasmu kepadaku dan ketulusan hatimu untuk membantuku, maka kamu juga akan kubantu” kata nenek itu. ” Apa maksud nenek?”kata Ana. Sudahlah, apakah ini kakakmu” kata nenek. Tiba-tiba kakak Ana yang bekerja di luar negeri itu menampakkan dirinya. ”Kakak, kakak, kakakku”kata Ana. ”Adikku, oh adikku Ana” kata kakak Ana. Ana langsung pergi ke dapur menemui ibunya dan ayahnya yang ada di dapur. Ibu...ayah, kak sarah pulang” kata Ana. ”Hah, Sarah pulang, mana dia” kata ibu dan ayahnya. Ibu dan ayahnya langsung menuju ke ruang tamu unutk melihat sarah. ”Sarah”, kata ibunya. Tiba-tiba ibunya pingsan. Kemudian ibunya dengan cepat dibawa ke kamar untuk dikompres. Ibunya pun sudah sadar. ”Sarah, ibu rindu sekali padamu, nak” kata ibunya. ”ayah dan adik-adikmujuga rindu sekali padamu, Nak, kemana kau selama ini? Apakah disana kau baik-baik saja? Kau bekeja sebagai apa?”kata Ayahnya. ”Saya juga rindu sekali pada kalian semua” kata Sarah.”Saya berada di Amerika Serikat. Disana Sarah dikasih kebutuhan yang cukup oleh teman-teman Sarah. Bahkan Sarah juga disekolahkan disana, dan alhamdulillah Sarah mendapat beasiswa sebesar Rp 20.000.000 (dua puluh juta rupiah), dan sebenarnya Sarah disana ingin bekerja, tetapi teman-teman Sarah tidak memperbolehkan saya bekerja, dan teman-teman Srahlah yang setiap hari menyisihkan uang sakunya untuk memeberi Sarah uang. Jadi Sarah disana tidak bekerja, melainkan bersekolah. Maafkan Sarah yah, bu, Sarah tidak mengirimkan surat tentang kabar Sarah selama ini, karena Sarah sibuk menyelesaikan skripsi sarah di sana” kata Sarah. ”Tidak apa-apa nak, yang penting kamu pulang dengan selamat” kata ibu dan ayahnya. Tiba-tiba Sarah langsung dipeluk oleh ibunya. Sarah...oh anakku, akhirnya kamu kembali juga. Ayah dan ibu bingung memikirkanmu” kata Ibunya Ana.
Kemudian, Ana langsung mengambil tasnya dan merogoh sesuatu. Lalu dia mengambil uang dan memberikannya kepada kedua orang tuanya sebesar 30.000.000. ”Ibu,ayah sekiranya ini cukup untuk membelikan kebutuhan hidup keluarga ini sehari-hari dan untuk membiayai sekolah adik-adik Sarah”, kata Sarah. ”Terima kasih Sarah, engkau memang anak ibu yang baik”, kata ibu Sarah. Sarah, dan seluruh keluarganya senang bisa berkumpul lagi seperi dulu.

0 komentar:

Posting Komentar