Waktu Ibarat Pedang

                                   Waktu Ibarat Pedang

Waktu itu diibaratkan sebagai pedang. Seseorang yang telah menggunakannya harus digunakan dengan sebaik-baiknya. Kalau tidak, waktu itu akan melukai diri kita sendiri, seperti pada pedang yang tajam.  
Waktu berlalu sangat cepat dan tidak akan kembali lagi. la adalah harta milik manusia yang paling mahal. Ia bukanlah semahal emas atau uang seperti dikatakan Orang Barat. la lebih mahal semua itu.
Waktu adalah kehidupan kita. Menyia-nyiakan waktu sama dengan membunuh diri secara perlahan. Bila waktunya habis, kita akan mati. Seperti halnya pada perkataan Hasan AI Basri, “Waktu hanyalah himpunan hari-hari yang terbilang. Bila sebagian hari telah pergi, maka ia akan lenyap semuanya.”
Di antara sebab kekalahan dan kemunduran umat Islam saat ini adalah kurangnya menghargai waktu. Mereka kurang bisa memanfaatkan waktu sebaik-baiknya. Mengapa umat Islam terdahulu menggapai kemenangan di segala bidang kehidupan duniawi? Mereka.sangat menjunjung tinggi nilai waktu. Mereka mengetahui bahwa menghargai waktu bagi Muslim merupakan kewajiban yang didasari akidah bahwa semua umur kita akan dihisab.
Agar kita tidak celaka saat dihisab, kita harus membagi waktu sesuai arahan Rasulullah SAW. Dalam kitab Al_Qur’an disebutkan, “Orang yang berakal hendaknya membagi waktunya menjadi empat. Waktu untuk bermunajat kepada Rabbi-nya, waktu untuk melakukan introspeksi diri, waktu untuk merenungi ciptaan Allah SWT, serta waktu untuk keperluan makan dan minum.”
Berdasar hadis tersebut, setiap Muslim yang ingin menyiapkan diri menghadapi hisab, wajib membagi waktunya dalam empat hal. Pertama, waktu untuk bermunajat. Saat munajat, kita harus senantiasa meneliti kembali apakah yang kita lakukan ikhlas karena Allah SWT atau tidak.
Kedua, waktu untuk introspeksi. Setiap selesai berbuat sesuatu atau minimal saat menjelang tidur, sebaiknya kita melakukan introspeksi. Apakah kita sudah melaksanakan semua kewajiban? Apakah pelaksanaan kewajiban itu sudah sempurna sesuai syarat dan rukunnya? Apakah semua pekerjaan dan amal ibadah kita dilakukan dengan ikhlas?
Ketiga, waktu untuk merenungi semua ciptaan Allah SWT. Renungan ini sangat diperlukan untuk meningkatkan keimanan kita. Dengan demikian, kita akan lebih mengetahui kekuasaan Allah SWT dan keagungan-Nya.
Keempat, waktu untuk memenuhi kebutuhan duniawi seperti untuk mencari nafkah, makan, minum, dan mengurusi keluarga. Kita adalah makhluk yang terdiri atas unsur materi dan rohani dengan komposisi yang seimbang. Unsur rohani memerlukan makanan dari apa yang diturunkan Allah SWT berupa agama-Nya. Sedangkan unsur materi berasal dari tanah, air, juga udara, maka ia memerlukan makanan dan minuman yang semuanya berasal dari saripati tanah.
Sebagai seorang muslim yang hakiki, kita hendaknya membagi waktunya secara proporsional (sebaik-baiknya) untuk empat hal tersebut, agar mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat.

0 komentar:

Posting Komentar